Rabu, November 12, 2014

Dari Mahanani Jadi Mahananian



Penggambar : Ferry, pengrajin doodle

Percakapan siang itu antara Aku dan Lebo

Lebo  : “Sakti, setelah lulus kuliah kamu mau kerja apa?”
Aku   : “Emm…Sakti mau mengabdi di Mahanani aja Bo”
Lebo : “Sungguh mulia hatimu Sob….!”
Aku :  (Tersenyum nunjukin lesung pipit sambil benerin kacamata)

Dialog tersebut seakan menyiratkan bahwa kami sudah lama menjadi mahananian sampai sampai kalau bisa pingin seterusnya menjadi mahananian, yaitu sebutan orang orang penghuni Mahanani. Mengingatkan kembali saat aku kenal Mahanani sekitar 3 tahunan  lalu,  saat mas Naim  (pemilik sekaligus kepala pengurus taman baca Mahanani ) yang rambutnya waktu itu masih ikal panjang, lebat dan terurai seperti iklan shampo.

Sumber :https://www.facebook.com/tamanbacamahanani?fref=ts

 Kesan pertama sedikit terkejut melihat tempat sederhana yang ternyata didalamnya terdapat banyak buku tersusun rapi di rak.  Setiap dinding terpajang foto foto kegiatan Mahanani, sampai tertuju pada foto dimana mas Naim termuat di koran dengan becaknya yang menceritakan tentang kegigihan beliau keliling dari kampung ke kampung hanya untuk meminjamkan buku atau sekedar agar warga sekitar dapat membaca buku secara gratis. Nah kalo kita paling keliling kampung hanya untuk narik becak goes yang sekarang jarang diminati, udah capek pake bayar pula. Terlihat juga berbagai penghargaan berada di dalam lemari. Sungguh diluar dugaan
.
 Kolam di gambar tersebut berada disamping Mahanani, selalu ramai dkunjungi ketika musim penghujan hanya untuk mancing ikan.

  Saking seringnya ke Mahanani saya juga kenal beberapa saudara mas Naim seperti mas Hanif pencinta segala macam  tanaman. Mas Afin yang bahasa inggrisnya fasih dan ngerti banget  IT kayaknya,  soalnya sering terlihat menyalakan laptop yang isinya rumus rumus bahasa komputer. Mbak Ulya kakak mas Naim pengurus yayasan Sahala serta Sekolah Alam Ramadhani dibantu sang suami,  entah mengapa menurut saya beliau sosok yang kharismatik  meski tidak beralis sulam dan tak pernah terlihat membawa tas “HERMES”.  Sampai ibu mas Naim, Bu Ali yang sudah hampir kepala tujuh tapi tetap terlihat sehat dan sering mengikuti pengajian pengajian. Ya… ternyata dengan kesederhanaan lah beliau beliau ini dapat menginspirasi banyak orang.
Secuplik aktifitas Mahananian
Sumber :https://www.facebook.com/tamanbacamahanani?fref=ts

Acara “Hari Buku Nasional” yang diselenggarakan dibalai Kota Kediri adalah debut pertamaku membantu kegiatan Mahanani sekaligus mengukuhkan ku sebagai mahananian. Dalam keseharian memang tidak dipungkiri bahwa Taman Baca Mahanani seakan menjadi rumah kedua ku.  Didukung fasilitas wifi  membuat semakin nyaman berada disitu untuk sekedar browsing atau kumpul – kumpul mengerjakan tugas kelompok,  sekedar mendengar suara ustadzah Anne mendayu dayu diiringi gitar. Karena kebetulan memang  beberapa mahananian juga teman kuliah  satu kelas  sampai tidak enak sendiri kalo kadang khilaf terlampau berisik. Tapi yakinlah kalau tengah malam masih mendengar suara berisik  itu adalah dengkuran mautnya om Gunawan. Ngomong soal wifi entah kenapa laptop saya masih bermasalah dengan wifi Mahanani, jadi nggak maksimal mengabdinya di Mahanani L

Suara ustadzah Anne *Ups...yang mendayu dayu

Dari tahun ke tahun Taman Baca Mahanani memang  tidak terlalu berubah tempatnya, dan tetap selalu buka 24 jam. Pernah ada pengunjung yang nanya kepada saya “ Mas, Perpus nya tutup jam berapa?” terus saya jawab “ Saya mau keluar nih, ya ntar ditutup aja pintunya mas kalau pean mau pulang”. “ Ia mas ( Mencari dimana pintunya… *lingak linguk lingak) akunya ketawa cekikikan sambil bilang “ Ya gimana bisa nutup mas wong gak ada pintunya”. Kegiatan Mahanani akhir akhir ini pun mengalami peningkatan didukung komunitas komunitas lain yang juga ikut nimbrung menjadi Mahananian seperti  komunitas blogger, illustrator dan lain lain. Diharapkan setiap minggunya ada ilmu yang di share sehingga menjadikan mahananian semakin produktif. Poster poster besar Mahanani di perempatan jalan Semampir, di jalan Kawi, perempatan Sukorame, perempatan jalan Kilisuci dan masih banyak tempat yang lain  sudah terpampang jelas  dan nyata.  So…. “ Hari gini anak Kediri nggak tahu apa dan dimana Taman Baca mahanani ??  typo typo deh elo dari Kediri .Hihihi…..(nyuplik kata typo-typo nya Feri, orang gak penting)


 Sumber :https://www.facebook.com/tamanbacamahanani?fref=ts

Senin, Oktober 06, 2014

Kepemerintahan Organisasi Mentul-Mentul



Kenapa Judulnya  Kepemerintahan Organisasi Mentul mentul ? Mau tau,..?..mau tau jawabanya..? Jama’ah…oh..jama’ah…..jadi keinget ustadz Maulana   yang imut2 itu deh…..

Ia… Ketika Kuliah di UNP Kediri sama seperi dulu di SMA akupun juga masih tertarik untuk ngikuti Organisasi tapi ndak mau banyak – banyak  cukup satu aja UKKI  (Unit Kegiatan Kerohanian Islam ) kupilih untuk mengembangkan karakter ku yang  alim, pendiam dan untuk bekal menjadi calon suami yang sholeh seperti ustadz Maulana imut. Selain aku, juga teman sekelas si Agung Alay (julukannya) yang sering bilang Endul..Endes..Endeska.. sambil  gerak2 ala uler keket risihnya kalo lagi sholat terus si alay datang mengganggu…He ‘s  such a fuckhead  yang artinya…mentolo napuk tutuknya..dan satunya Lendra (Lebo) kata temen2 sih kalau baru kenal dia bawaannya kepengen jotos  mukanya yang KATAnya kemlete itu tapi ternyata setelah berteman dengannya  ngga seperti itu kok paling  bawaannya pengen gebukin aja rame2. 

Kantor UKKI

Kegiatan kegitan di UKKI  kita ikuti malahan si Lebo muka preman pasar itu yang getol ngajak kajian malem2 padal aku baru aja pulang dari kampus yaudahlah demi menimba amal soleh, berangkat ngampus lagi untuk kajian di masjid deket kantin. Jadi anak bertiga ini mau ngga mau sering kumpul dan kadang mampir sebentar ke kantin beli Marimas 1000-an yang neraktir giliran wuiiih..keren kan…maksudnya KERE kan….Namun diantara ketiga orang tadi akhirnya Lendra yang non aktif duluan ga tau mungkin masa tobatnya udah abis kali.. Tinggal aku dan Agung yang terus ikut dan membawa kita ke Organisasi Mentul2 periode 2012/2013 dimana bukan organisasinya yang mentul2 alias  selegence haha bahasa apaan nih......tapi orang orangnya yang mewakili dari berbagai macam prodi ini katanya sih  menduduki posisi ala2 kepemerintahan RI  itu di UNP dan   didalam nya ternyata mentul mentul  alias konyol – konyol  ada juga sih yang seriuss  banget  demi memperjuangkan hak para mahasiswa di UNP  widihh namun kinerja mereka semua tetep bagus kok (prokprokprok). Dengan seiring berjalannya waktu saya semakin akrap dengan orang orang baru di organisasi ini sayangnya karena masuk organisasi ini jadi kurang aktif lagi di UKKI termasuk Agung alay.
Diskusi
Tiba saatnya menjelang PTMB susunan kepanitiaan diatur, saya kebagian jadi sekretaris aja karena katanya tulisan saya bagus waktu ngetik di komputer bersama mas Elfri yang udah senior banget, sibuk ngurus skripsi juga jadi cuma bisa bantu sekedarnya lalu satu lagi si Shella sang perayu atasan  (Rektor) dan atasan2 lainnya pokoknya bagian atas...Katanya sih pinter nglobi dengan dandanan nya seperti Princess Syahrini versi jilbab ato jilbo*bs yaa...Upsss... hihi...namun tingkahnya orang ini juga konyol, persisi kaya idolanya si princess. Suatu ketika...  Shella : Peh Awakmu pie to ki jane... kok ngene.... iki kudune ora ngono....tapi yo ngene....#$%*#@!%& (gaya memarahi temennya dengan nada emosi) beberapa saat bunyi HP berdering.....seketika berubah....Hallohh...Unzhella Mustika Purwalis Sari disinihh....ada apa mashhh..ahhh..(dengan nada mendesah desah) Tuh kan kumat...jadi meski dia sekretaris, tapi ngga pernah tuh yang ngetik2 layaknya sekretaris, dia muter2 aja kerjaanya nyariin atasan, yah karena tugas juga lah yang membuat Aku, mas Elfri dan Shella lebih intens bertemu.

Mas Elfri dan Shella
Memang bukan di organisasi internal saja karena kegiatan PTMB kalo populernya OSPEK meliputi segala lini maka sudah tentu para pembesar dari mahasiswa  berbagai lapis tingkatan Prodi,  Fakultas, Universitas sama UKM 2 sering berkumpul untuk membahas kegiatan besar itu. Uwih The shit is going to hit the fan. Sudah sewajarnya   perdebatan sering terjadi, adu argument,  adu opini sampe hampir adu jotos segala , pernah tuh pas kumpul pasca PTMB terjadi  tragedi  pelemparan palu sidang…bagaikan rapat Sidang Paripurna kepemerintahan kayak penentuan RUU  PILKADA langsung yang akhir 2 ini lagi menjadi isu terhangat, yah  namanya suatu bentuk  kepemerintahan  pasti tuh ada yang koalisi dan oposisi ada yang pro dan ada yang kontra nah ni suasana udah hotttt banget, si Shella pun ngga kalah hot dengan Walang Kerik menyumbangkan ocehannya. Meski acaranya udah larut malam berbagai lontaran kata kata keras saling bersautan , tunjuk menunjuk, kayaknya udah ngga ada ujungnya ni perdebatan kalo diteruskan satu hari pun  ngga kelar2 dan jadi keinget sama pemimpin sidang Paripurna DPR  Ceu Popong yang lucu banget ampe kehilangan palu  dan terjadi pula di sidang malam itu. Ada temen dari partai lain maksudnya organisasi lain juga teman saya sendiri  hihi lari kenceng  untuk ngambil palu yang dipegang oleh pimpinan rapat. Palu direbut terus di lempar deh…wushh…wuing wuing wuing…pluk klutuk……suasana hening seketika… gimana nih palu aja udah dibuang ……trus ngapain kita….mau sama sama nyari palunya …males amat..….(pada bengong mantengin muka satu sama lain) akhirnya ricuh sebentar  diiringi PRESMA yang mencoba menenangkan para peserta sidang dengan naik mimbar (meja maksudnya hehehe) dan walk out bareng bareng deh tanpa acara saliman.
Diskusi lagi sama kampus kampus tetangga

Nah makannya kitapun jangan heran kalo suasana ruang sidang DPR kadang berujung  ricuh meskipun seyogyanya bisa diselesaikan dengan tanpa ribut namun kalo bertemu banyak kepala banyak pikiran kadang yah seperti itu ujungnya banyak perdebatan, tapi mending seperti itu daripada tidur saat rapat, ato para anggotanya pada nggak hadir dipersidangan padahal baru aja dilantik dan juga malah ada isu skandal DPR yang lagi ******.okelah make your own sandwich. 


Ngumpulin aja di Internet


Itulah sekelumit cerita di  masa Kepemerintahan Organisasi Mentul Mentul  pemerintahan mas Donny Setya Nugraha udah Spd beserta jajaran yang sekarang udah pada buyar eh … tapi ada deng yang masih betah aja mentereng menduduki kursi dewan yang mentul2 itu haha meski udah diujung tanduk kelulusan  siapa lagi kalau bukan Bu Nyai Shella yang sering pengajian di Inul Vista itu…yang konyol, hot, heboh tapi juga solid banget nih sama teman2nya hihihi…. Teman teman seluruh organisasi  seperjuangan masa dulu pun kini masih sebatas saling tegur sapa kalo ketemu walaupun selalu panas kalo waktu sidang tapi dalam keseharian bukan berarti menjadi berseteru. Dan kini tiba saatnya masing2 berjuang menuntaskan skripsi mereka untuk diwisuda dan dapat gelar SARJANA


Oh ya…SKRIPSI gimana kabarmu….????............

Pembukaan PTMB 2012

Rabu, September 24, 2014

Untholers Papuma Adventure




AhaHaaAa…. Pertengahan Mei  2014 dimana udah diujung semester 8 setelah sekian lama kita bergelut dengan buku2, rumus2 tenses, kamus  oxford,  john ekol ,ribut nya suasana kelas, wajah bapak ibu dosen  yang ampe kebawa mimpi. Kayaknya  pengen refreshing sejenak. Enak kali ya kalo sekali kali… ke tempat sunyi … yang alami … nan jauh disana…..
“PAPUMA”  Opo wi Papuma??  ….opo to ndus…kata Gunaho. Kayaknya keren namanya seperti tempat di luar negeri. Setelah Indose searching  goggle,  pemandangan Papuma emang bagus.  Pantainya yang indah, pohonnya  tertata rapi kaya di lukisan2 yang dijual. Tapi apa betul seperti itu disana??  Setelah ngelamun dengan imajinasi masing masing…OK ..Kita putuskan untuk ke PAPUMA. Usulan dari Indose yang katanya dia diramal ahli dibidang perekonomian…DITERIMA. Aku , Gunawan, Lendra, Agung , Haqi, Indose, Mas Ari siap berangkat ke Papuma dengan merinci perhitungan keuangan  menuju kesan. Jangan sampai kurang  apa lagi lebih..kalo bisa mepet saja. Maklum  mahasiswa….berbagai strategi menghemat dikeluarkan untuk 2 hari 1 malam disana.


Berangkat pagi isi mobil udah kaya mobil artis aja …haha ..Gitar, tongkat , panci,  gombal2 pakaian berserakan bikin sesak. Dalam perjalanan kita tak terasa udah lama teriak2 mengikuti alunan musik. Udah nyampai Jember juga, berati udah mau dekat PAPUMA…uuyyee…!! Goggle maps difungsikan  beberapa saat namun ternyata Google maps itu meragukan, kayaknya salah kasih tau jalan. Maklum Google Maps juga manusia….ehh  maksudnya Google Maps kan bukan manusia. Yaudahlah tanya manusia aja …Setelah ditunjuk kan  tempat Papuma, kita jadi ragu. Masak Papuma kayak gini jalannya,  menuju kesana sepiii…kebanyakan orang orang yang  habis ngarit bawa suket (rumput) di sepeda nya, mana sempat hujan lagi, Jadi badmood gini suasananya. Terpaksa kita tanya lagi ama ibu2. “Bu Papuma itu dimana?” kata saya, “Itu tuh.. Papuma, itu..,..iya..ituh....” sambil manja2 alay gitu si ibu bilangnya….eh ngga ding..wkwkwk. Bener juga si Ibu tadi, kita udah melewati  gapura PAPUMA (Pasir Putih Malikan) oalahh kui to..tapi kok kayak gitu tempatnya…hamparan sawah …kok kita merasa tertipu… Mana kata Indos yang tempatnya bagus, indah, terkenal seantero dunia, pemandangannya seperti di internet waktu itu….Suasananya malah terkesan sintrum  “Tenang bro perjalanan menuju kesana masih 3 km”..kata Ustadz Haqi menenangkan teman2 sambil di puk…puk….satu persatu.



Nyampe di loket. strategi digunakan. “Indose, Guna, Mas Ari ndlesep o”…mulutnya Lebo teriak2..”Berhitung… 1,2,3,4  empat orang pak” …“50 ribu mas” kata bapak penjaga loker. Ok nyampe disana ternyata eh ternyata emang bener ya kita tu tidak boleh su’udzon dulu  terhadap siapapun dan apapun. Di sana  banyak aktivitas meski  udah maghrib banyak tenda – tenda didirikan di spot yang sudah disediakan  dan saya yakin betul tempatnya juga seindah gambar2 di internet. Nyari tempat strategis habis tu dirikan tenda, sholat,  kita makan deh…ehh.. nggak semudah itu…beras yang di bawa dicuci dengan air asin pantai, bergelut dengan ombak dan pasir, entah nanti yang ditanak banyakan  pasir ato nasinya.  Cari batu ,sampah ,kayu, biar nyala apinya. Ayam yang udah agak bacin dibakar. Dramatis banget mau memakan sesuap nasi aja.
Hari semakin larut sedangkan sebagian yang lainnya tertidur Aku dan Lebo terjaga lalu kita merasa ada geteran getaran…ssstttttt…maksutnya kayak ada gempa. “lindu,..lindu, lindu.. pie iki. Pie,,...nek enek tsunami. Ayo mulih ae po piye” Lebo (Lendra) seketika  heboh membangunkan teman – teman. Parno juga jadinya. Untung tidak berapa lama ada petugas pantai yang mendekat  dan membenarkan kalo memang ada gempa tapi tidak berbahaya. Namun anehnya salah satu diantara kita disuruh  ke pos keamanan..Ada apa?? Kita kan ngga bawa perempuan??. Kita juga tidak mabuk2 an. Yang ada si Indose mabuk pantai jadi masuk angin. Singkat cerita ternyata kita disuruh bayar 20 ribu untuk uang mendirikan tenda. Selanjutnya aku tetap ngga bisa tidur jagain api unggun sambil njarak Gunaho yang lagi tidur, aku pasang musik berisik aja didekat kupingnya hahaha…”beh beh …gus aku kesel lo”  gumam Gunawan ngambek. Haha ben kapok salahe wong liburan kok maleh koyo pindah turu tok…..!!!




Paginya jam 5 subuh udah  pada bangun.  Kamera udah siap dinyalakan,  matahari terbit jepret, ombak  pantai bergulung 2 jepret, sandal hanyut jepret. Pemandangan yang  memang sudah tidak usah diragukan keindahannya dengan suasana tenang  karena masih pagi …serasa dunia milik anak untholers ber7.  Main mainin  pasir kaya anak kecil, renang – renang menunggu ombak pantai, ciprat cipratan air hahaha. Udah  berbagai pose dilakukan, tak terasa jam 9 suasana pantai yang tadinya terasa eksklusive lama kelamaan menjadi ramai. Orang yang semakin banyak datang dan kita putuskan untuk selesai  mainin pantai. Tapi tunggu….ada yang tertinggal.. SANDAL..sandal ku kayaknya hanyut…udah putus asa nyari muter2 gak ketemu2… Udah lah aku ikhlasin mungkin udah di ambil Ummi Roro Kidul kali…. Masak aku pulang nyeker?? yah terpaksa aku bawa aja sandal di pantai yang kira2 bisa dipakai………Tanpa basa basi cabut tenda ngga pake bilas dulu kita kompakan untuk make sarung pas pulangnya dan berencana mandi di masjid aja biar lebih suci dan terberkati lalu Goooo home dehh.…….




Di Ending ternyata ini bukan Happy Ending soalnya kita nyampai MAHANANI udah tengah malam. Ternyata besoknya kita ada matkul dan harus ngebut garap tugas yang harus dikumpulkan besuk. Bayangin dari semester 1 ampe 8 selalu ngebut dan ribut kalo ada tugas.  Di akhir cerita Indose “Mr A” (julukannya) dimarahi Ibu dosen gara gara pake sendal di kampus.  Dia sedih banget kelihatannya…mungkin dalam hati ia mikir..matkul ini aku dapet A ngga ya??? :D :D kidding brooo… And….Finally….EnD…tuh kan bukan Happy ENDing….

Cieeee....mas Ari  Cool bangett.....( OtoT kaWat Balung TOK ) hihihihi......


luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com