Penggambar : Ferry, pengrajin doodle
Percakapan siang itu antara Aku dan Lebo
Lebo : “Sakti,
setelah lulus kuliah kamu mau kerja apa?”
Aku : “Emm…Sakti
mau mengabdi di Mahanani aja Bo”
Lebo : “Sungguh mulia hatimu Sob….!”
Aku : (Tersenyum nunjukin lesung pipit sambil benerin
kacamata)
Dialog tersebut seakan
menyiratkan bahwa kami sudah lama menjadi mahananian sampai sampai kalau bisa pingin
seterusnya menjadi mahananian, yaitu sebutan orang orang penghuni Mahanani.
Mengingatkan kembali saat aku kenal Mahanani sekitar 3 tahunan lalu,
saat mas Naim (pemilik sekaligus
kepala pengurus taman baca Mahanani ) yang rambutnya waktu itu masih ikal
panjang, lebat dan terurai seperti iklan shampo.
Sumber :https://www.facebook.com/tamanbacamahanani?fref=ts
Kesan pertama sedikit terkejut melihat tempat
sederhana yang ternyata didalamnya terdapat banyak buku tersusun rapi di
rak. Setiap dinding terpajang foto foto
kegiatan Mahanani, sampai tertuju pada foto dimana mas Naim termuat di koran
dengan becaknya yang menceritakan tentang kegigihan beliau keliling dari
kampung ke kampung hanya untuk meminjamkan buku atau sekedar agar warga sekitar
dapat membaca buku secara gratis. Nah kalo kita paling keliling kampung hanya
untuk narik becak goes yang sekarang jarang diminati, udah capek pake bayar
pula. Terlihat juga berbagai penghargaan berada di dalam lemari. Sungguh diluar
dugaan
.
.
Kolam di gambar tersebut berada disamping Mahanani, selalu ramai dkunjungi ketika musim penghujan hanya untuk mancing ikan.
Saking seringnya ke Mahanani saya juga kenal
beberapa saudara mas Naim seperti mas Hanif pencinta segala macam tanaman. Mas Afin yang bahasa inggrisnya
fasih dan ngerti banget IT kayaknya, soalnya sering terlihat menyalakan laptop
yang isinya rumus rumus bahasa komputer. Mbak Ulya kakak mas Naim pengurus
yayasan Sahala serta Sekolah Alam Ramadhani dibantu sang suami, entah mengapa menurut saya beliau sosok yang
kharismatik meski tidak beralis sulam
dan tak pernah terlihat membawa tas “HERMES”.
Sampai ibu mas Naim, Bu Ali yang sudah hampir kepala tujuh tapi tetap
terlihat sehat dan sering mengikuti pengajian pengajian. Ya… ternyata dengan
kesederhanaan lah beliau beliau ini dapat menginspirasi banyak orang.
Secuplik aktifitas Mahananian
Sumber :https://www.facebook.com/tamanbacamahanani?fref=ts
Acara
“Hari Buku Nasional” yang diselenggarakan dibalai Kota Kediri adalah debut
pertamaku membantu kegiatan Mahanani sekaligus mengukuhkan ku sebagai
mahananian. Dalam keseharian memang tidak dipungkiri bahwa Taman Baca Mahanani
seakan menjadi rumah kedua ku. Didukung
fasilitas wifi membuat semakin nyaman
berada disitu untuk sekedar browsing atau kumpul – kumpul mengerjakan tugas
kelompok, sekedar mendengar suara ustadzah Anne mendayu dayu diiringi
gitar. Karena kebetulan memang beberapa
mahananian juga teman kuliah satu
kelas sampai tidak enak sendiri kalo
kadang khilaf terlampau berisik. Tapi yakinlah kalau tengah malam masih
mendengar suara berisik itu adalah
dengkuran mautnya om Gunawan. Ngomong soal wifi entah kenapa laptop saya masih
bermasalah dengan wifi Mahanani, jadi nggak maksimal mengabdinya di Mahanani L
Suara ustadzah Anne *Ups...yang mendayu dayu
Dari
tahun ke tahun Taman Baca Mahanani memang
tidak terlalu berubah tempatnya, dan tetap selalu buka 24 jam. Pernah
ada pengunjung yang nanya kepada saya “ Mas, Perpus nya tutup jam berapa?”
terus saya jawab “ Saya mau keluar nih, ya ntar ditutup aja pintunya mas kalau pean
mau pulang”. “ Ia mas ( Mencari dimana pintunya… *lingak linguk lingak)
akunya ketawa cekikikan sambil bilang “ Ya gimana bisa nutup mas wong gak ada
pintunya”. Kegiatan Mahanani akhir akhir ini pun mengalami peningkatan didukung
komunitas komunitas lain yang juga ikut nimbrung menjadi Mahananian
seperti komunitas blogger, illustrator
dan lain lain. Diharapkan setiap minggunya ada ilmu yang di share sehingga menjadikan mahananian
semakin produktif. Poster poster besar Mahanani di perempatan jalan Semampir,
di jalan Kawi, perempatan Sukorame, perempatan jalan Kilisuci dan masih banyak
tempat yang lain sudah terpampang jelas dan nyata.
So…. “ Hari gini anak Kediri nggak tahu apa dan dimana Taman Baca
mahanani ?? typo typo deh elo dari
Kediri .Hihihi…..(nyuplik kata typo-typo
nya Feri, orang gak penting)
Sumber :https://www.facebook.com/tamanbacamahanani?fref=ts
keren.....!!!!
BalasHapusmana karyamu....
BalasHapusWidget follow blogmu endi? Jarene njaluk di-follow
BalasHapusenek i bro..ndang di follow....heheehe ..ko tak follow back, warahono ngblog...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusjoss guss... ngorok q emang buanter ya
BalasHapusio om...ndi blogmu.......
BalasHapus